KHALWAT
& UZLAH
Hindarkanlah
dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafsumu dengan perintah-Nya
dan dari kehendakmu dengan perbuatan-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu
Allah. Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari orang ramai adalah secara
keseluruhannya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang ramai
dan telah membebaskan seluruh pikiranmu dengan segala hal yang bersangkutan
dengan mereka.
Tanda
bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah apabila kamu telah membuang segala
usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan
cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu keuntungan dan menghindarkan bahaya.
Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu bergantung
kepada dirimu sendiri di dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu.
Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri.
Serahkanlah segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga
segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya. Dia-lah yang menjaga
dirimu di dalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang
memelihara kamu semasa kamu masih bayi.
Tanda
bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah
adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi
mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain,
karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah
semata-mata. Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan
perbuatan Allah itu bergerak. Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas,
mukamu berseri dan jiwamu bertambah subur. Dengan demikian kamu akan terlepas
dari kebutuhan terhadap kebendaan, karena kamu telah berhubungan dengan
Al-Khaliq. Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu. Lidah Yang Maha Abadi
akan memanggilmu. Tuhan semesta alam akan mengajar kamu dan memberimu pakaian
cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan mendudukkan kamu pada peringkat
orang-orang alim terdahulu.
Setelah
mengalami semua ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan
kehendakmu akan hancur bagaikan sebuah tempayan yang pecah yang tidak lagi
berisikan air walau setetespun. Kosonglah dirimu dari seluruh perilaku
kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak
Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan
perkara-perkara yang luar biasa. Pada zhahirnya, perkara-perkara itu datang
darimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
Oleh
karena itu, masuklah kamu ke dalam golongan orang-orang yang telah luluh
hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya. Setelah itu kamu akan
menerima sifat-sifat ke-Tuhan-an yang maha tinggi. Berkenaan dengan hal inilah
maka Nabi besar Muhammad Saww bersabda, “Aku menyukai tiga perkara dari dunia
ini: bau-bauan yang harum, wanita dan shalat yang apabila aku melakukannya,
maka mataku akan merasa sejuk di dalamnya”. Semua ini diberikan kepadanya
setelah seluruh kehendak dan nafsu sebagaimana disebutkan di atas terlepas dari
dirinya. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh
hatinya karena Aku”.
Allah
Ta’ala tidak akan menyertai kamu, sekiranya semua nafsu dan kehendakmu itu
tidak diluluhkan. Apabila semua itu telah hancur dan luluh, dan tidak ada lagi
yang tersisa pada dirimu, maka telah pantaslah kamu untuk ‘diisi’ oleh Allah
dan Allah akan menjadikan kamu sebagai orang baru yang dilengkapi dengan tenaga
dan kehendak yang baru pula. Jika egomu tampil kembali, walaupun hanya sedikit,
maka Allah akan menghancurkannya lagi, sehingga kamu akan kosong kembali
seperti semula, dan untuk selamanya kamu akan tetap luluh hati. Allah akan
menjadikan kehendak-kehendak baru di dalam diri kamu dan jika dalam pada itu
masih juga terdapat diri (ego) kamu, maka Allah-pun akan terus
menghancurkannya. Demikianlah terus terjadi hingga kamu menemui Tuhanmu di
akhir hayatmu nanti.
Inilah
maksud firman Tuhan, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya
karena Aku.” Kamu akan mendapatkan dirimu ‘kosong’, yang sebenarnya ada
hanyalah Allah. Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman, “Hamba-Ku yang ta’at
senantiasa memohon untuk dekat dengan-Ku melalui shalat-shalat sunatnya. Sehingga
aku menjadikannya sebagai rekan-Ku, dan apabila Aku menjadikan dia sebagai
rekan-Ku, maka aku menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar, menjadi
matanya yang dengannya dia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia
memegang dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar
melalui Aku, memegang melalui Aku, dan mengetahui melalui Aku.”
Sebenarnya,
ini adalah keadaan ‘fana’ (hapusnya diri). Apabila kamu sudah melepaskan dirimu
dan mahluk, karena mahluk itu bisa baik dan bisa juga jahat dan karena diri
kamu itu bisa baik dan juga bisa jahat, maka menurut pandanganmu tidak ada
suatu kebaikan yang datang dari diri kamu atau dari mahluk itu dan kamu tidak
akan merasa takut kepada datangnya kejahatan dari mahluk. Semua itu terletak di
tangan Allah semata. Karenanya, datangnya buruk dan baik itu, Dia-lah yang
menentukannya semenjak awalnya.
Dengan
demikian, Dia akan menyelamatkan kamu dari segala kejahatan mahluk-Nya dan
menenggelamkanmu di dalam lautan kebaikan-Nya. Sehingga kamu menjadi titik
tumpuan segala kebaikan, sumber keberkatan, kebahagiaan, kesentosaan, nur
(cahaya) keselamatan dan keamanan. Oleh karena itu, ‘Fana’ adalah tujuan,
sasaran, ujung dan dasar perjalanan wali Allah. Semua wali Allah, dengan
tingkat kemajuan mereka, telah memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah
untuk menggantikan kehendak atau kemauan mereka dengan kehendak atau kemauan
Allah. Mereka semuanya menggantikan kemauan atau kehendak mereka dengan kemauan
atau kehendak Allah. Pendek kata, mereka itu mem-fana-kan diri mereka dan
me-wujud-kan Allah. Karena itu mereka dijuluki ‘Abdal’ (perkataan yang diambil
dari kata ‘Badal’ yang berarti ‘pertukaran’).
Menurut
mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan kehendak Allah adalah suatu
perbuatan dosa. Sekiranya mereka lupa, sehingga mereka dikuasai oleh emosi dan
rasa takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan menolong dan menyadarkan mereka.
Dengan demikian mereka akan kembali sadar dan memohon perlindungan kepada
Allah. Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari pengaruh kehendak egonya
(dirinya) sendiri, kecuali malaikat. Para malaikat dipelihara oleh Allah dalam
kesucian kehendak mereka dan para Nabi dipelihara dari nafsu badaniah mereka.
Sedangkan jin dan manusia telah diberi tanggung jawab untuk berakhlak baik,
tetapi mereka tidak terpelihara dari dipengaruhi oleh dosa dan maksiat. Para
wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniah dan ‘abdal’ dipelihara dari kekotoran
kehendak dan niat. Walaupun demikian, mereka tidak bebas mu tlak, karena
merekapun mungkin mempunyai kelemahan untuk melakukan dosa. Tapi, dengan kasih
sayang-Nya, Allah akan menolong dan menyadarkan mereka.
No comments:
Post a Comment