.

Bintang-bintang Dan Pepohonanpun Berdzikir Dengan Bergoyang, Bukankah Hanya dengan Berdzikir Hati Menjadi Tenang, Anda Memasuki Kawasan Wajib Dzikrullah

Friday 11 November 2016

DALA'IL KHOEROT

DALA'IL KHOEROT
Syaikh Abu Abdillah Muhammad Bin Sulaiman Al-Jazuli



Kitab Shalawat Dalail Al Khairat disusun oleh Imam al-Jazuliy. Nama lengkap Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuliy al-Simlaliy al-Syarif al-Hasani. Beliau dilahirkan di Jazulah yaitu di Maroko, negeri Afrika.

Imam al-Jazuliy belajar di kota Fas yaitu sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tak jauh dari Mesir. Beliau belajar hingga menjadi sangat banyak menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga namanya tersohor, kemudian Beliau menulis kitab yang berisi tentang shalawat “Dalail al-Khairat”. Beliau wafat waktu melaksanakan shalat subuh pada sujud yang pertama (atau pada sujud yang kedua menurut satu riwayat), tanggal 16 Rabiul Awal tahun 870 Hijriyah.

Sejarah Singkat Tersusunnya Kitab Dalailul Khairat

Suatu hari Beliau (Imam al-Jazuliy) akan mengambil air wudhu, namun tali timbanya putus, akhirnya Beliau berusaha untuk mencari tali pengganti. Karena begitu dalamnya sumur setiap tali yang ia masukan ke dalam sumur, tali itu tidak pernah sampai, sehingga membuatnya bingung.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang datang kemudian meludah di sumur itu dan begitu mudahnya orang itu mengambil air dengan tangannya sendiri, karena setelah sumur itu ia ludahi seketika air yang ada di dalam sumur itu naik ke atas dengan sendirinya. Kemudian Syekh Jazuliy bertanya, ”Dengan apakah engkau memperoleh karomah ini?”, jawabannya; "Karena saya memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad S.a.w".

Kemudian Syekh Jazuliy bersumpah akan menyusun sebuah kitab yang berisi tentang shalawat. Akhirnya setelah Beliau melakukan Riyadhoh dan Uzlah selama 41 tahun, maka Beliau dapat menyusun kitab Dalailul Khairat ini.




bnu Hajar al-Haitami dalam kitab beliau, al-Dur al-Manzhud fi al-Shalat wa al-Salam ‘ala Shahib al-Maqam al-Mahmud (Cet. Dar al-Minhaj, Hal 136-180) menyebut jumlah yang banyak fadhilah bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan mendasarkan kepada hadits-hadits Nabi SAW, yaitu antara lain :

1. Allah, Malaikat dan Rasulullah SAW akan bersalawat kepadanya.

2. Meninggikan derajat, menghapuskan kejahatan dan bersalawat itu sebanding dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya

3. Menjadi syafa’ah dan kesaksian Nabi Muhammad SAW

4. Menjadi sebab terlepas dari penyakit nifaq dan terlepas dari api neraka serta mengangkatnya kepada derajat para syuhada

5. Menjadi kifarat baginya dan zakat bagi amalnya

6. Menjadi sebab berdekatan dengan bahu Rasulullah SAW di pintu syurga

7. Menjadi istighfar bagi yang mengatakannya dan menggembirakan matanya

8. Sekali bershalawat mendapat pahala kirat (nama timbangan) seperti gunung Uhud.

9. Malaikat berdiri pada kubur Nabi SAW memberitahukan bahwa si pulan bin pulan telah bersalawat kepada Nabi SAW

10. Menjadi sebab banyak mendapat pahala

11. Menjadi sebab mencukupi kepentingan di dunia dan akhirat dan ampunan dosa

12. Menjadi penghapus kesalahan seperti air menghapus api

13. Satu kali bersalawat menghapuskan dosa sepuluh tahun dan mencegah orang-orang yang menghafalnya ditulis dosa selama tiga hari serta terpelihara dari masuk neraka

14. Menjadi sebab terlepas dari huru hara hari kiamat

15. Menjadi sebab ridha Allah Ta’ala

16. Menjadi sebab mendatangkan rahmat

17. Menjadi sebab aman dari kemurkaan Allah Ta’ala

18. Menjadi sebab masuk dalam naungan ‘Araisy

19. Menjadi sebab berat timbangan dan terlepas dari api neraka

20. Menjadi sebab bagi aman dari haus pada hari qiyamat

21. Shalawat kepada Nabi SAW dapat memegang tangan orang-orang yang tergelincir pada sirathal mustaqim sehingga dia dapat melaluinya.

22. Barangsiapa yang bersalawat kepada Nabi SAW dalam satu hari sebanyak seribu kali, maka tidak dia mati sehingga melihat tempat kediamannya dalam syurga

23. Menjadi sebab banyak isteri dalam syurga

24. Shalawat itu sebanding dengan dua puluh peperangan jihad fi sabilillah

25. Shalawat itu sebanding dengan sadaqah

26. Seratus kali bersalawat pada satu hari sama dengan seribu seribu kebaikan dan sebanding dengan seratus sadaqah maqbulah serta menghapus seribu seribu kejahatan

27. Shalawat seratus kali pada setiap hari menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan, tujuh puluh untuk akhirat dan tiga puluh untuk dunia

28. Shalawat satu kali menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan

29. Orang yang bersalawat seratus kali pada suatu hari, maka sama dengan orang yang berkekalan ibadah sepanjang hari dan malam

30. Merupakan yang paling dicintai amal kepada Allah

31. Merupakan hiasan majelis dan cahaya pada sirathal mustaqim pada hari kiamat

32. Dapat menafikan kefakiran

33. Orang yang paling banyak bersalawat merupakan orang yang paling baik dengan Nabi SAW

34. Berkat dan faedah shalawat didapati oleh seseorang, anaknya dan anak dari anaknya

35. Orang yang bershalawat tidak ditanyai Allah tentang kewajibannya

36. Orang yang bershalawat kepada Nabi SAW lima puluh kali dalam sehari, maka Nabi SAW akan berjabat tangan dengannya pada hari kiamat

37. Shalawat menjadikan suci hati.


Pengijazahan
1.      Syarat dan Ketentuan Mendapat Ijazah 
a.     Calon Penerima Ijazah harus memiliki niat yang ikhlas semata-mata untuk beribadah kepada Allah. SWT.
b.    Calon Penerima Ijazah harus memiliki tujuan yang baik dan bijak.
c.    Calon Penerima Ijazah datang langsung ke alamat Mujiz
     Al-Faqir Ilallah Amrullah Al-Basith bin Muntaha / Nur Aminah

d. Calon Penerima Ijazah harus mendapat izin dari guru pemberi ijazah (mujiz) yang sebelumnya akan di konsultasikan secara bathin terlebih dahulu apakah calon penerima ijazah boleh mengamalkan amalan tersebut. (hal ini biasanya menyangkut banyak pertimbangan demi kebaikan si pengamal kelak agar tidak menimbulkan efek negative)
e.  Calon Penerima Ijazah yang tidak mendapat izin dari guru pemberi ijazah (mujiz) maka kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa memberi ijazah amalan tersebut demi kebaikan bersama dunia dan akhirat. Dan Calon Penerima Ijazah akan di arahkan kepada amalan yang lebih sesuai dengan kondisi lahir bathin Calon Penerima Ijazah.
f.  Calon Penerima Ijazah yang mendapat izin akan di beri tata cara pengamalan keilmuan yang dimaksud dan akan di pantau jarak jauh dalam pengamalanya.
g.    Penerima Ijazah harus mempergunakan ilmunya di Jalan Kebajikan.
h.  Penerima Ijazah harus yakin dengan ijazahnya jika ragu maka lebih baik meminta ijazah pada orang yang lebih diyakini.. 
i.   Hanya untuk pengamal Thoriqoh atau orang yang tertarik untuk masuk Thoriqoh
2.      Mahar Bagi Yang Mendapat Ijazah
a.    Bagi Yang Mampu
Seikhlasnya Hati Penerima Ijazah
b.   Bagi Yang Tidak Mampu
Mendoakan Pemberi Ijazah dengan Doa yang baik Semampunya
 

No comments: