Dalam
kitab al-Futuhat, Ibnu 'Arabi menyebutkan kitabnya yang berjudul Mawaqi'
al-Nujum, Adalah kitab yang sangat bagus dalam mengupas
masalah karamah yang muncul dari anggota-anggota tubuh yang taat. Anggota tubuh
itu adalah mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, kaki, dan hati.
Apabila masing-masing anggota tubuh menaati hukum syara' dan dilakukan oleh
orang yang bertanggung jawab, maka akan muncul karamah. Dalam kitab tersebut
disebutkan berbagai pengetahuan, rahasia ilmu hakikat, dan manfaat ilmu
syariat.
Mata
Di
antara karamah mata jika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi
kemaksiatan adalah mampu melihat tamu dari jarak jauh sebelum ia datang, bisa
melihat dari balik dinding tebal, melihat Ka'bah ketika shalat, dan lain-lain.
Di antara karamah lainnya adalah dapat menyaksikan alam malakut spiritual baik
malaikat, penghuni ketinggian (mala'ul a'la), jin, Nabi Khidir, dan para Abdal.
Di
antaranya pula ada yang dibukakan baginya alam ghaib di hadapan pandangan
matanya, sehingga ia dapat melihat apa saja yang terselubung di sebalik
dinding, bahkan ia dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh orang dirumahnya.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah kasyaf. Misalnya jika seorang wali
mendatangi rumah seorang yang telah berbuat zina atau mabuk atau mencuri atau
berbuat maksiat, maka wali itu dapat mengetahuinya, seperti yang terjadi pada
Syeikh Ibnu Arabi. Mukasyafah semacam ini dikhususkan bagi mereka yang hidup
secara wara’. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui gerak
gerik orang, misalnya seorang wali bergerak hatinya ingin bertemu dengan
gurunya, maka gurunya segera hadir di hadapannya. Ada pula jenis karamah berupa didatangkannya
sebuah pohon kepada seorang wali, kemudian wali itu menikmati buah dari pohon
yang hadir di hadapannya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui
segala jenis batu-batu mulia dan logam-logam mulia yang ada di perut bumi,
meskipun demikian, seorang wali yang diberi karamah jenis ini tidak
memperdulikan sedikit pun tentang harta kekayaan yang terpendam itu.
karamah
Abu Ishak As-Syirazi dapat melihat Ka’bah sedangkan beliau berada di kota Baghdad. Adakalanya seorang wali diberi
kehebatan peribadi yang dapat menyebabkan kematian orang tertentu ketika ia
melihat diri wali tersebut. Hal ini pernah terjadi pada seorang pembesar yang
mati ketika berhadapan dengan Abu Yazid Al Busthami. Adakalanya seorang yang
berhadapan dengan seorang wali seperti ini, maka ia akan tunduk, bahkan akan
mengakui apa sahaja yang tersembunyi dalam hatinya. Kejadian seperti ini banyak
terjadi. Mendapat perlindungan Allah dari segala kejahatan yang akan menimpa.
Bahkan kejahatan yang semula direncanakan itu akan berbalik jadi kebaikan. Hal
ini terjadi pada diri Imam Syafi’I apabila beliau akan dihukum oleh khalifah
Harun Rasyid, tetapi akhirnya dengan izin Allah beliau dibebaskan.
Telinga
Bila
telinga digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, karamah
yang akan muncul adalah mendengar kabar gembira bahwa sang pemiliknya merupakan
salah seorang yang diberi hidayah dan akal oleh Allah. Ini merupakan karamah
terbesar, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Sebab itu sampaikanlah
kabar kembira kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti
apa yang paling baik di antaranya (QS Al-Zumar [39]: 17-18).
Karamah
lainnya adalah dapat mendengar ucapan benda mati, sehingga terdengar semua
benda bertasbih kepada Allah dengan bahasa yang jelas, sebagaimana bahasa
manusia.
Di
antaranya pula ada yang diberi karamah berupa ilmu yang dapat memahami segala
ucapan benda-benda yang mati, sehingga seorang wali yang diberi karamah seperti
ini, ia dapat mendengar ucapan tasbih benda-benda yang mati. Di antaranya pula
ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala rahsia benda-benda yang hidup.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah segala macam ilmu pengetahuan, baik
yang berupa ilmu-ilmu zahir mahupun ilmu-ilmu bathin. Seorang yang diberi
karamah berupa ini, ia akan dapat memahami berbagai macam persoalan dunia dan
akhirat. Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa tingkatan-tingkatan
Al Quthbiyah. Di antaranya pula ada yang diberi karamah pengetahuan dan kasyaf,
sehingga dapat membedakan mana-mana pendapat mazhab-mazhab yang benar. Di
antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melihat dan mendengar hal-hal yang
ghaib, sehingga antara yang terang dan yang terselubung tidak ada beda baginya.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berbicara dengan makhluk alam
malakut dan dapat mendengar guratan-guratan pena di Lauh Mahfuz.
Karomah
Syeikh Ibrahim Bin Adham. Beliau pernah mendengar suara dari pohon delima yang
minta dimakan. Ketika Ibrahim Bin Adham makan buahnya, tiba-tiba pohon itu
bertambah tinggi dan buahnya yang masam berubah jadi manis, serta dapat
menghasilkan dua kali setiap tahun.
No comments:
Post a Comment