SYEKH
TUWUH CIKENDUNG
Makam Mbah Tuwuh dari Dekat
Mbah Tuwuh Cikendung
Merupakan sosok waliyullah penghuni makam keramat di Candi Sibengang desa
Cikendung. Beliau adalah leluhur dan cikal bakal desa Cikendung Kecamatan
Pulosari Kabupaten Pemalang Jawa Tengah, sejarah dan asal usul beliau sangat
sulit dilacak karena terlalu tua umur beliau bahkan makam beliaupun sudah ada
jauh sebelum desa Cikendung sendiri itu ada. Mbah Tuwuh Merupakan sosok
waliyullah yang enggan untuk dikenal, asal usulnyapun menjadi semakin sulit
terlacak. Konon mbah Tuwuh ini umurnya lebih tua dari Syekh Margalangu.
Terlepas dari
kontroversi tentang asal-usul dan sejarahnya, sosok Mbah Tuwuh memang benar
adanya, karena penulis sendiri diberi kesempatan oleh Allah SWT berjumpa dengan
beliau melalui sebuah pengalaman spiritual.
Mbah Tuwuh adalah sosok laki-laki yang sudah tua renta berjubah putih
memakai udeng-udeng atau pengikat
kepala berwarna putih pula. Makam Mbah Tuwuh dijaga pengawalnya yang berwujud
seekor Singa berwarna hitam yang besarnya hampir seperti kerbau, dari mulut singa
hitam ini mampu meyemburkan api yang berkilat-kilat. penulis pernah bertemu singa
ini dan bernama Firdaus. Mbah Tuwuh memiliki sebuah pusaka ampuh yang berwujud
sebilah keris yang berwarna dan bersinar kehijauan, konon keris tersebut
bernama keris Singa Barong. Mbah tuwuh juga memiliki pengawal yang berwujud
seekor naga panjang berwarna putih, ketika naga ini bertemu dangan penulis naga
ini berkata bahwa ia bernama Alif.
Makam Mbah Tuwuh di antara Pohon besar konon di jaga Sosok Singa yang berwarna Hitam
Keberadaan Mbah Tuwuh
adalah wujud jati diri desa Cikendung sebagai desa Kaputihan, hal inilah yang harus diyakini oleh masyarakat desa
Cikendung agar tidak “kepaten obor” dan
kehilangan jadi diri sebagai desa yang beradab, berbudaya, dan beriman sesuai
jalan para waliyullah. Istilah desa kaputihan
merupakan istilah yang diambil dari bahasa jawa yang berarti putih bersih atau suci, ini maksudnya
bahwa desa Cikendung adalah desa yang suci dan tempat bersemayamnya orang-orang
suci dan segala bentuk kebatilan tidak akan mampu bertahan lama di desa
Cikendung, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya makam dan petilasan para
Waliyullah di desa Cikendung.
Diantaranya adalah makam Syekh Margalangu, makam Mbah Tuwuh di Candi
Sibengang, petilasan Raden patah dan telapak kaki Raden Patah yang abadi
tergambar di sebuah batu di bukit kutiran, Watu Lumpang yang merupakan
petilasan Raden Patah, petilasan Mbah Kyai Songket yang berada di Curug RT 09
RW 01, Petilasan Mbah Singawani yang ada
di hutan Singawani, makam Waliyullah Masthur Kyai Kasup atau Kyai Mahalli, Makam
Mbah Sijan di RT 08 RW 01 dan tanda-tanda
lainya.
2 comments:
Penulis serah/ sejarawannya siapa ini..?
Amrullah Al- Basith
Post a Comment